Sesuai
dengan tujuan ilmu arkeologi yaitu merekonstruksi kehidupan manusia masa lampau,
maka sebenarnya yang menjadi objek studinya adalah manusianya. Namun demikian,
kehidupan manusia masa lampau tersebut sudah tidak dapat diamati lagi secara
langsung, maka untuk merekonstruksinya dapat dilakukan dengan cara mengamati
hasil peninggalan-peninggalannya. Tinggalan tersebut dapat berupa artefak,
ekofak, dan fetur. Ketiganya merupakan jenis data dalam arkeologi yang sangat
penting untuk merekonstruksi kehidupan manusia di masa lampau. Artefak adalah
semua benda yang telah diubah bentuknya oleh tangan manusia dengan tujuan untuk
digunakan sebagai sarana dalam usahanya memenuhi kebutuhannya. Dilihat dari
jenis bahannya, artefak dapat dibuat dari bahan kayu, bambu, batu, tulang
binatang, tanah liat, kulit kerang, dan logam. Secara fungsional setiap artefak
dapat dibedakan menjadi artefak yang berfungsi teknomik (teknofak), sosioteknik
(sosiofak), dan ideoteknik (ideofak). Termasuk jenis teknofak adalah artefak
yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan praktis sehari-hari. Sosiofak
berhubungan fungsi dengan kebutuhan masyarakat, dan ideofak berhubungan dengan
fungsi keagamaan/kepercayaan.
Sebagai
data arkeologi, artefak dapat dibedakan menjadi 4 (empat) tingkatan, yaitu
artefak (artifact), sub himpunan (sub assemblage), himpunan
(assemblage), dan kumpulan himpunan (assemblage
aggregate). Bila artefak dianggap sebagai suatu data yang berdiri sendiri,
maka sub himpunan artefak merupakan data yang terdiri dari beberapa artefak
yang berasal dari satu situs. Masing-masing artefak mempunyai hubungan yang
menunjukkan satu fungsi. Setiap artefak dapat dibedakan dengan artefak yang lain berdasarkan
ciri-ciri atau atribut yag dimiliki, misalnya; bahan, bentuk, warna, ukurean,
hiasan, dan tanda-tandalain yang dapat diamati secara langsung. Artefak secara
berdiri sendiri sulit untuk digunakan sebagai data arkeologi untuk sampai pada
suatu kesimpulan karena terbatasnya informasi yang dapat disampaikan.
Berbeda
dengan artefak, sub himpunan artefak dapat memberikan informasi lebih lengkap
tentang sifat-sifat atau gaya
yang dimiliki oleh sekelompok masyarakat. Adanya hubungan fungsi di antara
artefak-artefak sub himpunan tersebut menunjukkan bahwa di dalam kelompok
masyarakat tersebut masing-masing individu memiliki sifat-sifat yang berbeda
tetapi perbedaan tersebut ditentukan oleh masyarakatnya.
Himpunan
artefak adalah semua jenis artefak yang berasal dari satu situs saja. Artefak
himpunan ini biasanya terdiri dari beberapa sub himpunan, masing-masing sub
himpunan akan menunjukkan pola sebarannya di dalam situs tersebut. Dari pola sebaran sub himpunan dan populasi artefaknya
akan dapat diketahui struktur masyarakatnya.
Data arkeologi yang memiliki informasi paling lengkap
yaitu kumpulan himpunan artefak. Data ini terdiri dari beberapa jenis artefak
yang berasal dari beberapa situs. Dengan membandingkan himpunan artefak yang
berasal dari beberapa situs. Dengan membandingkan himpunan artefak yang satu
dengan himpunan artefak yang lainnya akan dapat ditentukan sifat-sifat yang
umum dan sifat-sifat yang khusus sebagai akibat dari keadaan setempat. Data
semacam ini dapat digunakan untuk menyusun keadaan social ekonomi, keadaan
politik, kebudayaan, dan faktor-faktor yang menyebabkan perubahan kebudayaan
dalam suatu masyarakat tertentu.
Dari
uraian tersebut di atas, maka secara ringkas dapat dikemukakan sebagai berikut.
1.
Artefak
merupakan gambaran dari masing-masing individu dan dengan melihat pola
atributnya dapat diketahui pola tingkah lakunya.
2.
Sub
himpunan artefak menunjukkan pemilikannya adalah sekelompok manusia. Pola
artefak-artefaknya merupakan refleksi dari pola-pola tingkah laku kelompok
manusia tersebut.
3.
Himpunan
artefak menunjukkan tingkat pemilikannya adalah sekelompok masyarakat
(komunitas). Pola-pola dari sub-sub himpunannya merupakan refleksi dari
pola-pola tingkah laku masyarakatnya.
4.
Kumpulan
himpunan artefak menunjukkan tingkat pemilikannya adalah golongan masyarakat
dalampengertian yang luas. Pola-pola himpunan artefaknya merupakan refleksi
dari pola-pola tingkah laku golongan masyarakatnya (Joukowsky, 1980;279-280).
Selain artefak, ekofak juga merupakan data arkeologi yang
penting untuk merekonstruksi kehidupan masa lalu. Ekofak adalah data arkeologi
non artefak yang berhubungan dengan kehidupan manusia masa lampau, meliputi
data tulang-tulang binatang dan jenis-jenis tanaman. Jenis data ini akan banyak
memberikan informasi tentang kehidupan masa lampau, terutama yang berhubungan
dengan lingkungan dan subsistensi. Bahwa jenis-jenis binatang dan tanaman
merupakan sumber informasi tentang lingkungan sudah tidak dapat dibantah lagi.
Demikian pula dalam hubungannnya dengan manusia, biantang dan tanaman merupakan
sumber makanan (diet) urtama mereka. Manusia akan mengkesploitasi
jenis-jenis binatang dan tanaman tertentu untuk mencukupi kebutuhan pangannya.
Data lain yang biasa digunakan di dalam arkeologi yaitu fetur.
Fetur adalah gejala pada tanah yang diakibatkan oleh kegiatan manusia sehingga
menimbulkan perbedaan dengan tanah sekitarnya. Contohnya bekas lantai, bekas
didnding, parit, bekas tempat tiang, bekas lubang sampah, liang kubur.
Kadang-kadang fetur tersebut terbentuk oleh sisa-sisa akar tanaman, batang
pohon yang roboh, vegetasi tertimbun lahar, dan lain-lain. Fetur bekas lantai,
bekas dinding, bekas saluran air, dan bekas tempat tiang sangat penting untuk
merekonstruksi hal-hal yang berhubungan dengan bangunan. Fetur lubang galian
dapat memberikan informasi tentang kegiatan-kegiatan manusia masa lalu,
termasuk di sini misalnya lubang-lubang penambangan. Fetur lubang sampah dapat
memberikan informasi tentang intensitas tingkat huniannya, tingkat atau
golongan orang yang menggunakannya, tingkat kemakmuran, dan lain-lain. Fetur
kuburan dapat memberikan informasi tentang kepercayaan masyarakatnya, sistem
penguburan mayat, tata letak/konsep, dan lain-lain.
No comments:
Post a Comment
kasih komentar balik yah......