Sastra, Opini, Selasar, Profil, just for you,

Tuesday 20 March 2012

Anekdot Bendera Negara


Juli 18, 2011






i

1 Vote
Quantcast
Minggu lalu, ada obrolan menarik yang saya ikuti nih.. tentang Bendera Negara dan realita yang terjadi di Indonesia tercinta ini. Malah obrolan ini bisa dibilang semacam anekdot. Lucu menggelitik. Haha
Karena dalam suasana kursus Francais, tentu tak salah jika yang dibahas pertama adalah bendera Prancis dulu. Ada apa dengan bendera negara yang terkenal dengan menara Eiffelnya itu?
http://ahmadmushofihasan.files.wordpress.com/2011/07/bendera-prancis.jpg?w=157&h=104
Bleu-Blanc-Rouge (Biru Putih Merah)
Hmm.. mari kembali ke pelajaran PPKn dan Sejarah di SMP dan SMA. Saya yakin teman-teman cenderung tidak memperhatikan atau mungkin mulai mengantuk saat pelajaran tersebut, tapi paling ngga pernah dengar kan tentang arti warna bendera itu?
Yuph, ini artinya:
Biru- Liberte (Kebebasan)
Putih- Egalite (Kesamaan)
Merah- Fraternite (Persaudaraan)
Usut punya usut, perhatikanlah pula bendera Negara berikut
http://ahmadmushofihasan.files.wordpress.com/2011/07/bendera-belanda.jpg?w=158&h=105
Serupa dengan Prancis bukan? Hanya di counterclockwise 90° dan jadilah bendera versi horizontal. Bendera manakah itu? Tak lain tak bukan, penjajah terlama negara kita, Belanda.
Mari putar kembali memori pelajaran sejarah tentang muasal bendera merah putih. Dalam suatu peristiwa di Kota Pahlawan , warna biru dari Belanda disobek dan jadilah bendera Indonesia, sang saka merah putih.
http://ahmadmushofihasan.files.wordpress.com/2011/07/bendera-indonesia.jpg?w=157&h=90
Ada yang aneh di sini? Tidak, sampai kita melihat dari sudut pandang bendera Prancis. Biru artinya? Kebebasan. Yak, mungkin sekedar kebetulan, hal itulah yang hilang dari bangsa kita. Tidak hanya selepas proklamasi kita kembali diserang penjajah, tapi sampai saat ini pun bangsa kita tak pernah bebas dari cengkeraman pengaruh asing. Dari pemerintahan sampai lifestyle kita didikte oleh bangsa asing. Ketahuilah bahwa bangsa kita belumlah layak menyandang kata bangsa yang “bebas”.
Baik sekarang kita beralih dulu dengan sudut pandang maknawi versi kita sendiri. Konon sederhananya, merah berarti berani dan putih berarti suci. Karena pemisahan secara horizontal tidak vertical, mengesankan ada sesuatu yang diprioritaskan terlebih dulu. Merah di atas putih. Realita yang berkenaan dengan itu?
Kebetulan lagi atau tidak, bangsa kita memang memprioritaskan keberanian dulu di banding kesucian (kebenaran). Tak perlu jauh-jauh sampai proses tawuran dalam pertandingan sepakbola. Kita liat dari sisi aparat penegak hukum saja, yah main tangkap dan hajar saja, benar atau salah, adil atau engga, itu urusan belakangan. Tampaknya mental “senggol bacok” mulai mengental di jiwa bangsa kita. Merespon secara over dan merendahkan kebenaran yang belum terungkap. Merah di atas putih.
Oke, itu diliat dari versi sendiri. Coba kita liat dari sudut pandang versi Prancis. Merah berarti persaudaraan dan putih berarti kesamaan. Kalau di Prancis pembagian warnanya vertical (tidak ada warna yang lebih di atas), berarti kebebasan-kesamaan-persaudaraan mereka junjung secara merata. Nah, kalau merah putih kita, mungkin bisa diartikan secara mentah sebagai “persaudaraan” di atas “kesamaan”. Realita uniknya?
Banyak petinggi bangsa ternyata mengaplikasikannya secara mentah-mentah! Persaudaraan di atas kesamaan = sudah pasti, Nepotisme. Yah, saudara dulu lah yang didahulukan, masalah sosial urusan belakang. Konon itulah yang terjadi di rezim yang berkuasa 30 tahun lebih di Negara kita, dan tanpa harus menyalahkan suatu pihak, toh budaya itu juga masih kerap terjadi sekarang.
Realita yang pas, bukan?
Nice but ironic? Or ironic but nice?
**