Sastra, Opini, Selasar, Profil, just for you,

Thursday 30 June 2011

indahnya gua jati jajar





















indahnya waduk wadaslintang












indahnya waduk wadaslintang tu,,,jadi pingin maen lagi,,,,

Wednesday 29 June 2011

duh cantik nya


PERJUANGAN SEORANG PEREMPUAN
Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas
Mata kuliah : Sejarah Lisan
Dosen pengampu : Drs. Musa, M. SI.
Disusun oleh :
Nur Abdur Razaq ( 09120030 )

JURUSAN SEJARAH DAN KEBUDAYAAN ISLAM
FAKULTAS ADAB DAN ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2011




Narasumber :
Ibunda Sri Muryati
Tanggal Lahir :
22 November 1965
Alamat :
Pogungrejo, Bayan, Purworejo






PERJUANGAN SEORANG PEREMPUAN
A.  Masa kecil.
Bissmillahirohmanirohim, nama lengkap saya Sri Muryati sering di panggil Sri saja dengan enam bersaudara tetapi adik – adik saya yang tiga meninggal, saya yang paling tua sendiri adik saya yang pertama bernama Daryono, adik saya yang ke dua bernama Muryono sekarang bekerja di Bekasi, dan yang paling akhir namanya Nur Habib, saya lahir tepatnya pada tanggal 22 november 1965, pada saat itu indonesia masih negara yang sangat muda sekali masih berumur 20 tahun, masih diperlukan banyak sekali perubahan disana sini penataan sistem politik agar tidak carut marut dan pengaturan keamanan masih perlu ditingkatkan, di desa yang sangat strategis tempat dimana saya tinggal yang dihimpit dan berbatasan dengan wilayah kecamatan lain, sehingga jika ingin keluar kecamatan hanya perlu melangkahkan kaki saja. Pogungrejo itulah desa tempat dimana saya menetap yang masih dalam kawasan wilayah kecamatan Bayan dan yang tentunya kabupaten Purworejo, di sebelah selatan agak ketimur berbatasan dengan wilayah kecamatan Ngombol tepatnya desa Seborokrapayak tetapi masyarakat setempat sering memanggilnya dengan nama desa Krapyak saja, saya tidak tau kenapa awal mula dan asal usulnya sehingga nama Krapayak lah yang berkembang di daerah setempat.
­­­Beralih ke sebelah selatan berbatasan dengan wilayah kecamatan Banyuurip dan tepatnya desa Seboropasar, banyak orang memanggilnya dengan sebutan Tegalmiring mungkin karena letaknya memang dekat dengan sawah yang agak miring letaknya, yang saya lebih tertarik lagi dengan nama Kecamatannya Banyuurip namanya sangat unik yang mungkin sangat menggangu pikiran banyak orang, banyu itu didaerah saya digunakan sebagai nama air sedangkan urip itu hidup berarti jka digabung menjadi air yang hidup, mungkin itu hanya istilah atau karangan para orang tua dulu tapi yang saya tahu dan saya dengar di wilayah itu memang ada sumber mata air yang sering digunakan banyak orang untuk mengobati orang sakit yang lebih anehnya banyak juga yang sembuh itulah kuasa dari maha pencipta kita tak kan mampu melawannya.
Sejak masih kecil ibu saya ibunda Muslimah dan Ayahanda Dawami sudah mendidik saya dengan penuh kedisiplinan, setiap hari harus bangun pagi sholat subuh, bersih – bersih seisi rumah, menyapu halaman sudah hal yang wajib bagi saya sebelum berangkat ke sekolah, pelajaran yang sangat berharga yang saya rasakan sampai saat ini, yang coba saya terapkan pada ketiga anak – anak saya, tetapi jaman sudah berubah, kebiasaan anak – anak jaman sekarang berbeda dengan anak jaman dulu, kalau dulu mainan masih banyak dengan dibuat dari tanah liat, pelepah pisang, daun kelapa dan yang lainnya jaman sekarang mana ada yang mau main dengan begituan, sekarang mainannya model – model mobil – mobilan, boneka barbie, ps, kalo anak saya yang terkecil suka main hp saya walaupun hp sudah kuno maklum orang tua buat apa hp baru justru tambah pusing. Berawal dari SD Pogungrejo sekolah dasar yang dekat dengan rumah tempat tinggal saya saya memulai pendidikan dasar saya, kala itu saya masih ingat bangunannya masih sangat sederhana tetapi sudah lumayan bagus dan pantas untuk tempat menuntut ilmu.
B.  Mencium wanginya bangku Sekolah Dasar
Tahun 1975 pertama kali saya mencium wanginya bangku pendidikan formal yang masih awam bagi saya, saya mulai dari tingkat yang paling dasar yaitu TK atau Taman Kanak – kanak mungkin pada tingktat ini masih belum bisa disebut belajar, disana hanya tempat berkumpul sesama anak kecil bermain ini itu dengan ibu guru yang sangat sabar. Tahun kedua di SD Pogungrejo saya naik kelas satu dengan peringkat terbaik disana sudah di ajari membaca, menghitung, mengeja nama seseorang dan lainnya, sehingga saya masih ingat guru – guru saya dulu di SD yang mengajar tanpa kenal lelah, yang pertama Bapak Mantri Suratman guru kelas satu yang berasal dari desa Wingko, setiap hari mengayuh sepeda tuanya tanpa mengenal rasa lelah padahal jarak antar rumahnya dengan sekolah cukup jauh tetapi semangatnya luar biasa.
Tahun ketiga saya naik ke kelas dua juga dengan peringkat yang memuaskan, dengan belajar yang giat dan disiplin yang tinggi serta didukung sepenuhnya oleh orang tua saya, saya dapat mencapai hasil yang maksimal, peringkat pertama tidak membuat saya merasa paling tinggi justru menambah semangat saya agar lebih meningkatkannya kembali, di kelas dua ini saya juga masih ingat akan guru saya yang tak kenal lelah guru yang selalu membimbing saya dan teman teman untuk selalu giat dalam belajar yaitu Bapak Suhari dari desa Secang kecamatan Grabag kecamatan yang terkenal akan preman – premannya yang sering menjadikan ketakutan menjadi jadi. Beranjak ke kelas tiga dan kelas empat di emban oleh seorang wanita ibunda Sumiati dan ibunda Purwati yang berasal dari desa Krandegan dan dari desa Kedungkamal yang sama – sama masih dalam kecamatan Bayan sama dengan kecamatn tempat saya tinggal, setelah selesai menempuh pelajaran di kelas terakhir saya melanjutkan ke kelas lima dengan nilai yang terbaik rangking satu yang sangat memuaskan, dengan bapak Marsidi dari Tanjunganom sebagai guru kelas kami dengan bangga kami mengikuti jejak beliau dengan disiplin menimba ilmu sebagai modal masa depan kami yang akan datang.
Selesai di jenjang kelas lima saya naik kekelas enam dengan predikat yang terbaik pula, rasanya sangat egois pada teman – teman karena nilai terbaik selalu saya dapatkan tapi harus bagaimana lagi mungkin ini sudah takdirnya, di kelas enam kami para murid di ajar oleh pak Dul Ghofur dari Baledono,  sangat jauh dengan desa tempat SD kami berdiri kalau SD saya bertempat di pinggiran kota yang sepi dan bertaburan padi – padi disawah berbeda dengan desa Baledono desa yang penuh hingar bingar gemerlap keramaian kota karena memang letak desa Baledono dekat dengan pusat dari wilayah kabupaten Purworejo.
Jika di tahun – tahun yang lalu kami para siswa SD Negeri pogungrejo belajar dengan agak santai kini waktu di kelas enam kami diharuskan agar lebih giat dalam belajar dan juga mulai saat itu kami para murid kelas enam di anjurkan agar mulai banyak membaca dan latihan di rumah dengan banyak sekali buku – buku bacaan dan soal sebagai tambahan khasanah keilmuan kami, yang saya masih ingat pada waktu kami mulai di tambah waktu belajarnya yaitu pada waktu sore hari sehabis jam atu siang, walaupun sedang panas – panasnya tapi kami para murid dengan senang hati berangkat ke sekolah, satu tahun di kelas enam terasa sangat cepat sekali hingga ujian akhir sekolah sudah hampir didepan mata sepertinya baru kemarin merasakan bangku sekolah sekarang sudah di penghujung waktu saya dan para teman – teman untuk meninggalkan sekolah ini dan melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, di hari yang sudah ditentukan kami berperang menghadapi soal – soal yang diberikan dengan kepala berputar, tes yang di ujikan sangat membingungkan dikala itu, setelah ujian selesai kami menerima raport hasil kami belajar selama bertahun tahun di SD Pogungrejo dan pada hari yang telah ditentukan itu semua perasaan para murid kelas enam menjadi tidak menentu akan adanya perasaan lulus atau tidak.
Setelah ibu saya keluar dari ruang kelas saya tidak sabar untuk membuka amplop yang dipegang ibu saya, dengan tergesa – gesa dan dengan penuh rasa penasaran bercampur dengan ketakutan akan ketidak lulusan yang selalu menghantui par siswa. Saya buka amplop dengan sangat perlahan dan hati – hati dengan mengharap agar isi di dalam amplop itu bertuliskan lulus dengan mengucap Bismillahirohmanirohim saya membukanya, serentak dengan terbukanya amplop seberkas senyum dan kegembiraan terpaut di wajah saya rasa syukur alhamdulillah segera saya panjatkan kehadiratnya yang telah mengabulkan permohonan saya selama ini, saking gembiranya saya berteriak sebisanya saya lulus !!! sambil memeluk ibu dan bapak saya secara bergantian, rasa gembira yang tiada tara pada saat itu.
Tak lupa teman – teman yang selalu saling mendukung dalam belajar semuanya lulus, ada Rohyati yang sekarang menjadi seorang penjahit sekaligus seorang petani sukses, Purwati, Nuryanah, Tatinatun Munawaroh, Khomsiam, dan Indah Supriyati yang sekarang menjadi petani yang sukses dan menjadi ibu rumah tangga, sedangkan teman laki – laki, ada Ali Akhyar yang sekarang tinggal di Banjar dan menjadi pedagang konveksi kaos yang sukses dan juga menjadi penghulu untuk kawasan ciamis, Tri irianto seorang pegawai di BCA, setelah mengetahui saya lulus dengan predikat terbaik saya tidak kesusahan dalam mencari sekolah menengah pertama.
C.  Masa liburan sekolah 
Masa – masa liburan saya isi dengan refreshing pemikiran yang tak banyak dikerjakan anak lain, kalu anak – anak senang bermain kesana kemari ada yang pergi keluar kota ada juga yang bermain sampai tak kenal waktu, saya mengisi masa liburan dengan membantu ibu saya di sawah karena sawah yang dimiliki cukup luas dan uang untuk membayar orang untuk mengerjakan sawah tidak ada, secara istiqomah saya membantu sekedarnya disawah menyiangi rumput, mengambili hama padi yang sering menempel di tanaman, kami, saya dan ibu saya selalu berangkat pagi – pagi selain hawa udara yang masih segar juga sekalian berolahraga di pagi hari sehabis subuh kami membawa alat – alat yang diperlukan seperti cangkul untuk menggemburkan tanah dan arit untuk memotong rumput yang sudah panjang – panjang.
Perjalanan kesawah sangat menyenangkan sambil melihat matahari yang sedang malu menampakkan wajahnya saya berdendang dengan riangnya saat itu saya menyukai lagunya abang Rhoma Irama, lagunya sering di siarkan di radio-radio sehingga mudah menghafalnya, musim liburan yang sudah hampir selesai saatnya untuk mulai berpikir lagi semi masa depan. Saya memilih smp yang dekat dengan desa tempat tinggal saya, SMP Pancasila namanya.

D.  Masuk di Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Berawal dari rumah saya mengayuh sepeda tua saya dengan penuh semngat, bersama teman-teman saya berangkat ke sekolah pada pagi yang dingin ini, semua masih mengenakan seragam merah putih mereka tampak dari wajah mereka masih sangat polos sekali masih suka  bercanda, dengan membawa stopmap berwarna kuning yang berisi persyaratan pendaftaran siswa baru saya masuk kedalam ruang pendaftaran, setelah menyerahkan semua berkas pendaftaran saya berkeliling melihat-lihat calon sekolah baru saya sembari menambah teman baru. Hari pertama saya masuk sekolah saya masuk pada kelas 1A atau sekarang menyebutnya VII A.
Awal mula masuk SMP memang agak sedikit canggung karena sistem yang dipakai dalam mengajar sudah sangat berbeda, kalau di SD dulu satu kelas di ampu atau di bawa satu orang guru saja tetapi beda kalau di SMP satu mata pelajaran di ampu satu guru, mungkin ini digunakan untuk mengoptimalkan dalam penyerapan pendidikannya. Walaupun menjadi siswa baru saya tidak terlalu sulit dalam mencari teman karena banyak dari teman saya SD dulu dan para teman bermain yang masuk pada SMP yang sama, jadi senang banyak temen dan tidak terlalu sulit buat saya untuk berteman.
Kelas IA memang memang sangat mendukung dalam kegiatan pembelajaran, disamping Bapak dan Ibu Guru yang saling kompeten dan juga saling mendukung kelas IA juga menjadi kelas terbersih dan ter nyaman selama saya mendiami kelas ini. Di akhir catur wulan kalau dulu sekarang namanya semeter saya menempati rangking pertama dan berhasil membanggakan kedua orang tua saya.
Naik ke kelas dua saya menempati kelas II E, kelas ini menurut para kakak kelas saya merupakan kelas yang menempati rangking terburuk dalam kegiatan belajar mengajar, karena dalam sejarahnya kelas ini belum pernah mendapatkan peringkat sepuluh besar dalam SMP Awards yang di selenggarakan setiap tahunnya, tapi walaupun begitu tidak mengecilkan niat saya dalam belajar, singkat cerita saya belajar di kelas ini dengan penuh semangat dan juga dengan penuh cita-cita. Dan akhirnya saya dan juga teman yang lainnya dapat membawa kelas ini dalam peringkat sepuluh besar dalam SMP Awards tahun ini.
Naik ke kelas tiga saya kembali ke kelas A yang masih bertahan memegang kelas terbaik di SMP Awards selama tiga tahun, di kelas A saya belajar dengan sangat lancar semua nya sangat mendukung antara siswa, guru, dan juga sarana prasarana kelas, tiga bulan sebelum masa kelulusan para guru sudah sibuk dengan rencana pembelajaran yang semakin di tingkatkan, jadi mereka menerapkan penambahan jam belajar sehingga kami para siswa kelas tiga khususnya menjadi pulang lebih sore daripada kelas satu dan dua, selama program itu berlangsung saya dan teman-teman sangat kelelahan coba bayangkan saja masuk pagi pulang sore rasanya capek dan berat sekali,tapi saya akan semangat dalam belajar, tidak akan sekali-kalipun mengecewakan orang tua saya yang telah selama ini memperjuangkan pendidikan saya
E.  Ujian Akhir Sekolah
Akhirnya waktu Ujian Akhir Sekolah pun tiba, saatnya kami menentukan nasib kami sendiri, apakah akn bernilai bagus dan memuaskan atau justru memperburuk keadaan karena mendapatkan rangking merah. Hari pertama kami berperang melawan mata pelajaran Bahasa Indonesia, saya dan teman-teman menganggap cukup mudah karena digunakan untuk sehari-hari di lingkungan sekolah yang formal, walaupun saya di rumah jarang menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar tetapi berkat pergaulan disekolah yang menggunakan bahasa Indonesia saya menjadi sedikit lebih banyak tahu tentang bahasa negara kita ini.
Melanjutkan di hari yang ke dua mata pelajaran matematika, inilah momok bagi para siswa semua ilmu eksakt yang membuat jatuh ke dalam jurang ketidak lulusan, dengan berbekal les berkali-kali dan harus jatuh bangun pulang sore maka dengan memantapkan diri saya bersiap memerangi soal-soal tersebut, dimulai dari yang termudah dan sampai yang tersulit saya lewati hingga akhirnya bel tanda berakhirnya waktu ujian pun di bunyikan, tteeeet...tteeett....ttteeeett.

Tuesday 28 June 2011

saat di pantai bersama kawan kawan








hhhheemmm keren nyah,,,,
ni saat kami maen di pantai ngebaran daerah Gunung Kidul, Yogyakarta

Monday 27 June 2011

sekali klik dapat uang

http://www.rahasiasuksesclickbank.com/?vip=6090

Monday 20 June 2011

ost kera sakti

Ost Kera Sakti Indo Version.mp3

Pesta_Rap_-_Kera_Sakti.mp3

Kera Sakti.mp3

Ost Kera Sakti.mp3

kode empire earth

Kode empire earth
Result Cheat Code
100,000 of all resources all your base are belong to us
1000 more goldatm
1000 more woodyou said wood
1000 more rockrock&roll
1000 more ironcreatine
1000 more foodboston food sucks
Building of all structures completed [Note]coffee train
Display all codesdisplay cheat
Free upgrade to lvl.10 for all units (not citizens) the quotable patella
Full mapasus drivers
Full map and all resourcesmy name is methos
Instant building and research brainstorm
Lose gameahhhcool
No resourcesthe big dig
No goldboston rent
No wooduh, smoke?
No foodslimfast
No irongirlyman
No rockmine your own business
Planes refueled in mid-airfriendly skies
Remove objects from mapheadshot
Restore energy to selected Prophet/Hero/Mana useri have the power
Reveal entire map and remove fog of warnbam
View fish and animalscolumbus
Win gamesomebody set up us the bomb

Read more: http://www.cheatcc.com/pc/empireearth.html#ixzz1JdmvOzK1
Under Creative Commons License: Attribution Non-Commercial No Derivatives

makalah liberalisme

LIBERALISME
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas
Mata kuliah : Sejarah Dunia II
Dosen pengampu : Drs. H. Jahdan Ibnu




Disusun oleh :
Nur Abdur Razaq ( 09120030 )



JURUSAN SEJARAH DAN KEBUDAYAAN ISLAM
FAKULTAS ADAB DAN ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2011
BAB I
Pendahuluan

Dalam ilmu-ilmu sosial dikenal dua pengertian mengenai ideologi, yaitu ideologi secara fungsional dan secara struktural. Ideologi secara fungsional diartikan sebagai seperangkat gagasan tentang kebaikan bersama; atau tentang masyarakat dan negara yang dianggap paling baik, sedangkan ideologi secara struktural diartikan sebagai sistem pembenaran, seperti gagasan dan formula politik atas setiap kebijakan dan tindakan yang diambil oleh penguasa. Menurut pendekatan struktural konflik, kelas yang memiliki sarana produksi materiil dengan sendirinya memiliki sarana produksi mental, seperti gagasan, budaya dan hukum. Gagasan kelas yang berkuasa di manapun dan kapanpun merupakan gagasan yang dominan. Gagasan, budaya, hukum dan sebagainya sadar atau tidak merupakan pembenaran atas kepentingan materiil pihak yang memiliki gagasan yang dominan. Sistem pembenaran ini disebut ideologi.
Sedangkan liberal adalah suatu kebebasan setiap individu atu perorangan dalam melakukan kegiatannya, seperti di contohkan bebas memilih agama, pendidikan, dan hal yang menyangkut dalam kesehariannya seperti makan minum berolahraga dan lainnya, tetapi selain itu tetap ada peraturan – peraturan yang mengekang mereka agar tidak melewati batas dan juga untuk kebaikan mereka sendiri.
Agar lebih kita lebih paham apa itu liberalisme maka saya akan mencoba memaparkannya.
Rangkuman masalah :
1. Sejarah liberalisme.
2. Apa itu liberalisme.








BAB II
Pembahasan

A. Sejarah liberalisme.
Liberalisme sebagai suatu ideologi pragmatis muncul pada abad pertengahan di kalangan masyarakat Eropa. Masyarakat Eropa pada saat itu secara garis besar terbagi atas dua, yakni kaum aristokrat dan para petani. Kaum aristokrat diperkenankan untuk memiliki tanah, golongan feodal ini pula yang menguasai proses politik dan ekonomi, sedangkan para petani berkedudukan sebagai penggarap tanah yang dimiliki oleh patronnya, yang harus membayar pajak dan menyumbangkan tenaga bagi sang patron. Bahkan di beberapa tempat di Eropa, para petani tidak diperkenankan pindah ke tempat lain yang dikehendaki tanpa persetujuan sang patron (bangsawan). Akibatnya, mereka tidak lebih sebagai milik pribadi sang patron. Sebaliknya, kesejahteraan para penggarap itu seharusnya ditanggung oleh sang patron.
Industri dikelola dalam bentuk gilde-gilde yang mengatur secara ketat, bagaimana suatu barang diproduksi, berapa jumlah dan distribusinya. Kegiatan itu dimonopoli oleh kaum aristokrat. Maksudnya, pemilikan tanah oleh kaum bangsawan, hak-hak istimewa gereja, peranan politik raja dan kaum bangsawan, dan kekuasaan gilde-gilde dalam ekonomi merupakan bentuk-bentuk dominasi yang melembaga atas individu. Dalam konteks perkembangan masyarakat itu muncul industri dan perdagangan dalam skala besar, setelah ditemukan beberapa teknologi baru. Untuk mengelola industri dan perdagangan dalam skala besar-besaran ini jelas diperlukan buruh yang bebas dan dalam jumlah yang banyak, ruang gerak yang leluasa, mobilitas yang tinggi dan kebebasan berkreasi. Kebutuhan-kebutuhan baru itu terbentur pada aturan-aturan yang diberlakukan secara melembaga oleh golongan feodal. Yang membantu golongan ekonomi baru terlepas dari kesukaran itu ialah munculnya paham liberal.
Ada tiga hal yang mendasar dari Ideologi Liberalisme yakni Kehidupan, Kebebasan dan Hak Milik (Life, Liberty and Property). Dibawah ini, adalah nilai-nilai pokok yang bersumber dari tiga nilai dasar Liberalisme tadi:
• Kesempatan yang sama. (Hold the Basic Equality of All Human Being). Bahwa manusia mempunyai kesempatan yang sama, di dalam segala bidang kehidupan baik politik, sosial, ekonomi dan kebudayaan. Namun karena kualitas manusia yang berbeda-beda, sehingga dalam menggunakan persamaan kesempatan itu akan berlainan tergantung kepada kemampuannya masing-masing. Terlepas dari itu semua, hal ini (persamaan kesempatan) adalah suatu nilai yang mutlak dari demokrasi.
• Dengan adanya pengakuan terhadap persamaan manusia, dimana setiap orang mempunyai hak yang sama untuk mengemukakan pendapatnya, maka dalam setiap penyelesaian masalah-masalah yang dihadapi baik dalam kehidupan politik, sosial, ekonomi dan kebudayaan dan kenegaraan dilakukan secara diskusi dan dilaksanakan dengan persetujuan – dimana hal ini sangat penting untuk menghilangkan egoisme individu.( Treat the Others Reason Equally.)
• Pemerintah harus mendapat persetujuan dari yang diperintah. Pemerintah tidak boleh bertindak menurut kehendaknya sendiri, tetapi harus bertindak menurut kehendak rakyat.(Government by the Consent of The People or The Governed)
• Berjalannya hukum (The Rule of Law). Fungsi Negara adalah untuk membela dan mengabdi pada rakyat. Terhadap hal asasi manusia yang merupakan hukum abadi dimana seluruh peraturan atau hukum dibuat oleh pemerintah adalah untuk melindungi dan mempertahankannya. Maka untuk menciptakan rule of law, harus ada patokan terhadap hukum tertinggi (Undang-undang), persamaan dimuka umum, dan persamaan sosial.
• Yang menjadi pemusatan kepentingan adalah individu.(The Emphasis of Individual)
• Negara hanyalah alat (The State is Instrument). Negara itu sebagai suatu mekanisme yang digunakan untuk tujuan-tujuan yang lebih besar dibandingkan negara itu sendiri. Di dalam ajaran Liberal Klasik, ditekankan bahwa masyarakat pada dasarnya dianggap, dapat memenuhi dirinya sendiri, dan negara hanyalah merupakan suatu langkah saja ketika usaha yang secara sukarela masyarakat telah mengalami kegagalan.
• Dalam liberalisme tidak dapat menerima ajaran dogmatisme (Refuse Dogatism). Hal ini disebabkan karena pandangan filsafat dari John Locke (1632 – 1704) yang menyatakan bahwa semua pengetahuan itu didasarkan pada pengalaman. Dalam pandangan ini, kebenaran itu adalah berubah.
B. Apa itu liberalisme
Liberalisme adalah sebuah ideologi yang mengagungkan kebebasan. Ada dua macam Liberalisme, yakni Liberalisme Klasik dan Liberallisme Modern. Liberalisme Klasik timbul pada awal abad ke 16. Sedangkan Liberalisme Modern mulai muncul sejak abad ke-20. Namun, bukan berarti setelah ada Liberalisme Modern, Liberalisme Klasik akan hilang begitu saja atau tergantikan oleh Liberalisme Modern, karena hingga kini, nilai-nilai dari Liberalisme Klasik itu masih ada. Liberalisme Modern tidak mengubah hal-hal yang mendasar hanya mengubah hal-hal lainnya atau dengan kata lain, nilai intinya (core values) tidak berubah hanya ada tambahan-tanbahan saja dalam versi yang baru. Jadi sesungguhnya, masa Liberalisme Klasik itu tidak pernah berakhir.
Dalam Liberalisme Klasik, keberadaan individu dan kebebasannya sangatlah diagungkan. Setiap individu memiliki kebebasan berpikir masing-masing yang akan menghasilkan paham baru. Ada dua paham, yakni demokrasi (politik) dan kapitalisme (ekonomi). Meskipun begitu, bukan berarti kebebasan yang dimiliki individu itu adalah kebebasan yang mutlak, karena kebebasan itu adalah kebebasan yang harus dipertanggungjawabkan. Jadi, tetap ada keteraturan di dalam ideologi ini, atau dengan kata lain, bukan bebas yang sebebas-bebasnya.
Pemikiran Tokoh
Tokoh yang memengaruhi paham Liberalisme Klasik cukup banyak – baik itu dari awal maupun sampai taraf perkembangannya. Berikut ini akan dijelaskan mengenai pandangan yang relevan dari tokoh-tokoh terkait mengenai Liberalisme Klasik.
Marthin Luther dalam Reformasi Agama
Gerakan Reformasi Gereja pada awalnya hanyalah serangkaian protes kaum bangsawan dan penguasa Jerman terhadap kekuasaan imperium Katolik Roma. Ahmad Suhelmi. Pemikiran Politik Barat. (Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 2007). Pada saat itu keberadaan agama sangat mengekang individu. Tidak ada kebebasan, yang ada hanyalah dogma-dogma agama serta dominasi gereja. Pada perkembangan berikutnya, dominasi gereja dirasa sangat menyimpang dari otoritasnya semula. Individu menjadi tidak berkembang, kerena mereka tidak boleh melakukan hal-hal yang dilarang oleh Gereja bahkan dalam mencari penemuan ilmu pengetahuan sekalipun. Kemudian timbullah kritik dari beberapa pihak – misalnya saja kritik oleh Marthin Luther; seperti : adanya komersialisasi agama dan ketergantungan umat terhadap para pemuka agama, sehingga menyebabkan manusia menjadi tidak berkembang; yang berdampak luas, sehingga pada puncaknya timbul sebuah reformasi gereja (1517) yang menyulut kebebasan dari para individu yang tadinya “terkekang”.
John Locke dan Hobbes; konsep State of Nature yang berbeda
Kedua tokoh ini berangkat dari sebuah konsep sama. Yakni sebuah konsep yang dinamakan konsep negara alamaiah" atau yang lebih dikenal dengan konsep State of Nature. Namun dalam perkembangannya, kedua pemikir ini memiliki pemikiran yang sama sekali bertolak belakang satu sama lainnya. Jika ditinjau dari awal, konsepsi State of Nature yang mereka pahami itu sesungguhnya berbeda. Hobbes (1588 – 1679) berpandangan bahwa dalam ‘’State of Nature’’, individu itu pada dasarnya jelek (egois) – sesuai dengan fitrahnya. Namun, manusia ingin hidup damai. Oleh karena itu mereka membentuk suatu masyarakat baru – suatu masyarakat politik yang terkumpul untuk membuat perjanjian demi melindungi hak-haknya dari individu lain dimana perjanjian ini memerlukan pihak ketiga (penguasa). Sedangkan John Locke (1632 – 1704) berpendapat bahwa individu pada State of Nature adalah baik, namun karena adanya kesenjangan akibat harta atau kekayaan, maka khawatir jika hak individu akan diambil oleh orang lain sehingga mereka membuat perjanjian yang diserahkan oleh penguasa sebagai pihak penengah namun harus ada syarat bagi penguasa sehingga tidak seperti ‘membeli kucing dalam karung’.
Sehingga, mereka memiliki bentuk akhir dari sebuah penguasa/ pihak ketiga (Negara), dimana Hobbes berpendapat akan timbul Negara Monarkhi Absolute sedangkan Locke, Monarkhi Konstitusional. Bertolak dari kesemua hal tersebut, kedua pemikir ini sama-sama menyumbangkan pemikiran mereka dalam konsepsi individualisme. Inti dari terbentuknya Negara, menurut Hobbes adalah demi kepentingan umum (masing-masing individu) meskipun baik atau tidaknya Negara itu kedepannya tergantung pemimpin negara. Sedangkan Locke berpendapat, keberadaan Negara itu akan dibatasi oleh individu sehingga kekuasaan Negara menjadi terbatas – hanya sebagai “penjaga malam” atau hanya bertindak sebagai penetralisasi konflik.
Adam Smith
Para ahli ekonomi dunia menilai bahwa pemikiran mahzab ekonomi klasik merupakan dasar sistem ekonomi kapitalis. Menurut Sumitro Djojohadikusumo, haluan pandangan yang mendasari seluruh pemikiran mahzab klasik mengenai masalah ekonomi dan politik bersumber pada falsafah tentang tata susunan masyarakat yang sebaiknya dan seyogyanya didasarkan atas hukum alam yang secara wajar berlaku dalam kehidupan masyarakat. Salah satu pemikir ekonomi klasik adalah Adam Smith (1723-1790).
Pemikiran Adam Smith mengenai politik dan ekonomi yang sangat luas, oleh Sumitro Djojohadikusumo dirangkum menjadi tiga kelompok pemikiran. Pertama, haluan pandangan Adam Smith tidak terlepas dari falsafah politik, kedua, perhatian yang ditujukan pada identifikasi tentang faktor-faktor apa dan kekuatan-kekuatan yang manakah yang menentukan nilai dan harga barang. Ketiga, pola, sifat, dan arah kebijaksanaan negara yang mendukung kegiatan ekonomi ke arah kemajuan dan kesejahteraan mesyarakat. Singkatnya, segala kekuatan ekonomi seharusnya diatur oleh kekuatan pasar dimana kedudukan manusia sebagai individulah yang diutamakan, begitu pula dalam politik.





BAB III
Penutup
Liberalisme berawal dan bermula dari abad pertengahan di Eropa yang di munculkan oleh golongan aristokrat atau golongan bangsawan di Eropa, ideologi ini dimunculkan karena adanya keinginan dalam kebebasan individu. Ada tiga hal yang mendasar dari Ideologi Liberalisme yakni Kehidupan, Kebebasan dan Hak Milik (Life, Liberty and Property).
Walaupun didalam Ideologi Liberalisme tercantum hal kebebasan dalam setiap individu tetapi untuk kepentingan bersama dan untuk mengatur jalannya system yang digunakan maka di buatkannya undang-undang yang mengatur akan Ideology tersebut.

Monday 13 June 2011

yahoo mail ku

Below are your account detailsPrint Account Details

You will need this information to sign in to Yahoo!7 and to reset your password in case you forget it. Please print and keep this information in a safe place for future reference.

Yahoo!7 ID and Email:jack.rejack@ymail.comBirthday07 March 19911. Security QuestionWhat is the first name of
your favorite uncle?My Answerlekdar2. Security QuestionWhere did you spend your
honeymoon?My AnswerbaliTransfer your contacts to Yahoo! Get started
Ready to experience ‎Yahoo!‎7 Mail?
Contact me occasionally about special offers, promotions and Yahoo!7 features. More information here.
TarumanagaraFrom Wikipedia, the free encyclopedia (Redirected from Tarumanegara)

The territory of Tarumanagara
Capital Sundapura (near Tugu, Jakarta and Bekasi)
Language(s) Sundanese, Sanskrit
Religion Hinduism, Buddhism, Sunda Wiwitan
Government Monarchy
History
- Established 358
- Srivijaya invasion in 650 669
This article is part of the
History of Indonesia series

See also:

Timeline of Indonesian History

Prehistory
Early kingdoms
Kutai (4th century)
Tarumanagara (358–669)
Kalingga (6th–7th century)
Srivijaya (7th–13th centuries)
Sailendra (8th–9th centuries)
Sunda Kingdom (669–1579)
Medang Kingdom (752–1045)
Kediri (1045–1221)
Singhasari (1222–1292)
Majapahit (1293–1500)
The rise of Muslim states
Spread of Islam (1200–1600)
Sultanate of Ternate (1257–present)
Malacca Sultanate (1400–1511)
Sultanate of Demak (1475–1548)
Aceh Sultanate (1496–1903)
Sultanate of Banten (1526–1813)
Mataram Sultanate (1500s–1700s)
European colonialism
The Portuguese (1512–1850)
Dutch East India Co. (1602–1800)
Dutch East Indies (1800–1942)
The emergence of Indonesia
National awakening (1899–1942)
Japanese occupation (1942–45)
National revolution (1945–50)
Independent Indonesia
Liberal democracy (1950–57)
Guided Democracy (1957–65)
Start of the New Order (1965–66)
The New Order (1966–98)
Reformasi era (1998–present)
v · d · e


1600-year-old stone inscription from the era of Purnawarman, king of Tarumanagara, founded in Tugu sub-district of Jakarta.Tarumanagara or Taruma Kingdom or just Taruma is an early Sundanese Indianized kingdom, whose fifth-century ruler, Purnavarman, produced the earliest known inscriptions on Java island. The kingdom was not far from modern Jakarta, and according to Tugu inscription Purnavarman apparently built a canal that changed the course of the Cakung River, and drained a coastal area for agriculture and settlement. In his inscriptions, Purnavarman associated himself with Vishnu, and Brahmins ritually secured the hydraulic project.[1]

Tarumanagara existed between 358-669. The earliest known written records of Tarumanagara existence are inscribed monument stones. Inscribed stone is called prasasti in Indonesian language. A prasasti located in a river bed of Ciaruteun river, called Prasasti Ciaruteun, from the fifth century AD, written in Wengi letters (used in the Indian Pallava period) and in Sanskrit language, reports the most famous king of Tarumanagara:

This is the print of the foot soles of the very honorable Purnawarman, the king of Tarumanagara who is very brave and control the world, as those of God Wisnu.

Located nearby is the Prasasti Kebon Kopi I, also called Telapak Gadjah stone, with an inscription and the engraving of two large elephant footprints. The inscription read: These elephant foot soles, akin to those of the strong Airwata (elephant, which God Indra used to ride), belongs to Tarumanagara King who is successful and full of control.

Not only stones testify of the existence of King Purnawarman and his Tarumanagara kingdom. There are also Chinese history sources, since Tarumanagara maintained extended trade and diplomatic relations in the territory stretching between India and China. The Chinese Buddhist Monk Fa Xian reported in his book fo-kuo-chi (414 AD) that he stayed on the island of Yavadi (Java), most probably the western part of Java island, for six months, from December 412 until May 413 AD. He reported that the Law of Buddha was not much known, but that the Brahmans (Hinduism) flourished, and heretics (animists) too.

In the annals of the Sung Dynasty, the king of Ya-va-da (Java) is His Majesty Purnawarman. Those annals also provide documentary evidence of a diplomatic mission sent by Purnawarman, which arrived in China in 435 AD.

kerajaan pajajaran

Kerajaan Pajajaran
Sejarah 0 Kerajaan Pajajaran adalah sebuah kerajaan Hindu yang diperkirakan beribukotanya di Pakuan (Bogor) di Jawa Barat. Dalam naskah-naskah kuno nusantara, kerajaan ini sering pula disebut dengan nama Negeri Sunda, Pasundan, atau berdasarkan nama ibukotanya yaitu Pakuan Pajajaran. Beberapa catatan menyebutkan bahwa kerajaan ini didirikan tahun 923 oleh Sri Jayabhupati, seperti yang disebutkan dalam prasasti Sanghyang Tapak.
Sejarah

Sejarah kerajaan ini tidak dapat terlepas dari kerajaan-kerajaan pendahulunya di daerah Jawa Barat, yaitu Kerajaan Tarumanagara, Kerajaan Sunda dan Kerajaan Galuh, dan Kawali. Hal ini karena pemerintahan Kerajaan Pajajaran merupakan kelanjutan dari kerajaan-kerajaan tersebut. Dari catatan-catatan sejarah yang ada, dapatlah ditelusuri jejak kerajaan ini; antara lain mengenai ibukota Pajajaran yaitu Pakuan. Mengenai raja-raja Kerajaan Pajajaran, terdapat perbedaan urutan antara naskah-naskah Babad Pajajaran, Carita Parahiangan, dan Carita Waruga Guru.

Selain naskah-naskah babad, Kerajaan Pajajaran juga meninggalkan sejumlah jejak peninggalan dari masa lalu, seperti:

Prasasti Batu Tulis, Bogor

Prasasti Sanghyang Tapak, Sukabumi

Prasasti Kawali, Ciamis

Tugu Perjanjian Portugis (padraõ), Kampung Tugu, Jakarta

Taman perburuan, yang sekarang menjadi Kebun Raya Bogor.




Daftar raja Pajajaran

Sri Baduga Maharaja (1482 – 1521)

Surawisesa (1521 – 1535)

Ratu Dewata (1535 – 1543)

Ratu Sakti (1543 – 1551)

Raga Mulya (1567 – 1579)




Keruntuhan

Kerajaan Pajajaran runtuh pada tahun 1579 akibat serangan kerajaan Sunda lainnya, yaitu Kesultanan Banten. Berakhirnya jaman Pajajaran ditandai dengan diboyongnya Palangka Sriman Sriwacana (singgahsana raja), dari Pakuan ke Surasowan di Banten oleh pasukan Maulana Yusuf.

Batu berukuran 200×160x20 cm itu diboyong ke Banten karena tradisi politik agar di Pakuan tidak mungkin lagi dinobatkan raja baru, dan menandakan Maulana Yusuf adalah penerus kekuasaan Pajajaran yang sah karena buyut perempuannya adalah puteri Sri Baduga Maharaja. Palangka Sriman Sriwacana tersebut saat ini bisa ditemukan di depan bekas Keraton Surasowan di Banten. Orang Banten menyebutnya Watu Gigilang, berarti mengkilap atau berseri, sama artinya dengan kata Sriman.

Saat itu diperkirakan terdapat sejumlah punggawa istana yang meninggalkan kraton lalu menetap di daerah Lebak. Mereka menerapkan tata cara kehidupan lama yang ketat, dan sekarang mereka dikenal sebagai orang Baduy.













sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Pajajaran