Sastra, Opini, Selasar, Profil, just for you,

Monday 29 October 2012

Cintaku di Kaliurang





Malampun sudah larut,jam dinding mnunjukan pukul 12.00 tengah malam. tetapi mata ini susah untuk dipejamkan. Ahhh…. Kenangan itu telah terlintas kembali dalam fikiranku, kenangan yang mengusik hidup ku dan takkan terhapuskan oleh waktu. Kenangan indah, kenangan tentang cinta kasih manusia, kenangan akan cinta kita berdua. Karena telah banyak kenangan kenangan manis yang kau berikan untuk  mengisi waktuku dalam hidup ini. Ya” Sinta nama itu yang tertanam dan berakar dalam otakku yang selalu menari nari di anganku.
 Dipojok kita duduk berdua, bercanda ria berselimuttkan dinginya angin malam yang menusuk tulang sum sum ku.sebuah semyum kecil yang berkembang dari bibir merahmu membuatmu begitu manis ditambah Alis tebal, mata sipit dan wajah sedikit oval yang menghiasi kecantikanmu. Malam itu aku dan kamu menghabiskan waktu bersama. Aku memesan segelas kopi dan  jeruk panas untuk menemani kita. tak ada kata yang keluar hening dan sepi. ‘Sinta hanya  menatapku dengan tatapan penuh makna, atau hanya tatapan kosong saja” aku tak tahu makna tatapannya. Sebelum aku memulai percakapan ringan, dan ahirnya kata demi kata yang mengalir bisa mencairkan suasana, membuat kita  larut dalam canda dan tertawa bersama. kau genggam erat tanganku, kau rayu aku dengan kepolosanmu. Kau juga memelukku saat kita duduk beralaskan tikar di angkringan pojok jalan, terletak di dekat Tugu Jogjakarta. Hujan turun rintik rimtik di malam itu yang membuat pelukanmu semakin erat.

*** 

Oyo bangung sudah siang tu….. “kata Sinta” saat kau bangunkan aku dari tidurku. Kebiasaanmu yang masuk kamar kos ku tampa ketuk pintu atau mengucapkan salam, karena aku masih tertidur dengan pulasnya dikasur kos yang memanjakanku membuatku malas untuk menyambut pagi,hehehehe dengan secangkir kopi kau merayuku untuk bangun di pagi itu. kau selalu hiasi semangatku dengan kata kata motivasimu yang membuat aku semangat mencari arti hidup. Cintamu dan air matamu merubah kebiasaan ku sehingga aku tahu makna mencinta dan dicintai.

Sepanjang jalan Bimokurdo menjadi satu dari sekian banyak saksi bisu waktu kita merajud mimpi dan harapan kita, juga ke-abadian akan cinta. Dinding tangga demokrasi yang terletak di pojok kampus juga tak luput dari satu saksi bisu, yang tergambar bagai relief karena menjadi basah oleh peluh saat kita sandarkan tubuh lelah selepas kita berpelukan. Yah, hari itu hari jum’at, bersama motor bututmu kita telusuri pojok jalanan Jogjakarta, mengalirkan kasih menggeliatkan kerinduan akan kebersamaan. Apakah engkau masih ingat???

***

Sebenarnya inggin kukubur rapat rapat kenangan itu, kenangan yang kurasa paling indah saat bersamamu. saat kita pergi menuju salah satu wisma di objek wisata kaliurang untuk kegiatan makrab bersama. sepanjang jalan kau peluk erat jiwaku didalam bis baker pada senjanya hari sabtu. setelah kita sempat tegang karena mesti nego dengan pak kondektur, karena bekal kita yang sangat tipis, saat menuju obyek wisata Kaliurang. Udara pegunungan membuat kita kedinginan ditambah lagi oleh derasnya hujan yang membasahi tubuh kita. Pelataran mushola Al-Iklas tempat kita duduk berdua, berteduh dari derasnya hujan saat itu waktu ba’da ashar. Setelah hujan berhenti langkah kaki langsung menuju ke wisma Symphoni disana teman teman yang yang lain sudah lama menunggu. Di sudut wisma yang tenang kita duduk bersama untuk mencari keromantisan, merajut cinta kita berdua. Malam itu, kita disambut oleh dinginya angin malam diwisma symphoni kaliurang. Sampai  kita tebuai dalam indahnya cinta kasih, tak terasa waktu terus berlalu sampai pagi. Bersama buaian kata manismu kita curahkan kerinduan. Sampai tak sadar aku terkapar hingga sepiring nasi goreng bukti Kesucian cintamu tlah bangunkan ku dari mimpi, lalu kita senandungkan syair-syair harapan, tentang cinta, tentang dahaga, dan tentang memberi juga kebersamaan. 
Hem……… waktu itu tanggal 5 Juni 2004, Swear….ku bahagia banget seiring sejuknya udara pagi di halaman wisma itu, setelah kita berjanji tuk saling memiliki selamanya. Ku kecup keningmu sambil ku bisikkan “sayang….. aku percaya klo mencintaimu bukanlah sebuah kesalahan dan kita akan terus bersama melangkah meniti kehidupan yang kejam ini”Kini….Cinta ku masih utuh ku simpan di hati, meski engkau jauh di sana, dan entah sampai kapan akan tetap bertahan.
Engkau pergi meninggalkan berjuta kenangan dan mimpi kita, engkau memilih membuat mimpi barumu dan meninggalkan aku dengan membawa separuh hatiku yang telah kau curi dariku…..

Santi,,,,,

Kau satu dari sekian wanita yang pernah singgah…

Engkaulah yang bisa meluluhkan aku…

Bukan cantik, dan seksi parasmu…

Kelembutan hatimulah yang membuat aku mengerti…

Maafkan aku atas semua salahku…

Kini engkau pergi dengan membawa separuh hidupku..

Disini aku tetap menunggumu….

Menunggu tampa batas waktu..

Karena kau cinta terahirku..

“ I Will Always Love You Sinta”

Cerpen kang Rifai Himawan (MH)
Editing : Muh. Rozakun
Judul : cintaku di Kaliurang (29/10/2012)