
Orang-orang
Nias mendiami kepulauan Nias dan beberapa pulau kecil. Desa-desa di Nias sangat
terpencar dan jarak antara satu tempat dengan lainnya sangat sukar ditempuh dan
didirikan di atas puncak-puncak bukit. Desa-desa disana disebut banua terdiri
dari beberapa kampung dan tiap-tiap kampung terdiri dari 20 sampai 200 rumah.
Bentuk denah desa seperti huruf U dimana rumah kepala desa yang disebut
Tuhenori (kepala negeri) atau salawa (kepala desa) sebagai pusat terletak
diujung garis. Rumah kepala desa ini dilengkapi sebuah lapangan dimana kedua
sisi lapangan terdapat deret rumah penduduk.
Bentuk rumah tradisionil
ada dua macam yakni rumah adat dan rumah biasa, Rumah adat (omo hada) adalah
bentuk asli Nias sedangkan rumah biasa (omo pesisir) berasal dari luar. Rumah
adat didiami oleh tuhenori atau salawa, para bangsawan setempat sedangkan
lainnya untuk rumah rakyat biasa. Bahannya terbuat dari kayu nibung dengan atap
rumah dari rumbia. Denahnya berbentuk bulat telur dan rumah biasa berdenah empat persegi.
Ruangan untuk rumah adat dibagi dua bagian yakni depan dan belakang. Bagian
depan dipergunakan untuk menerima tamu dan bagian belakang untuk keluarga
pemilik rumah berdiri diatas panggung. Dimuka rumah adat terdapat bangunan
megalith seperti tugu batu (menhir) yang di Nias selatan disebut saita gari
sedangkan behu (Nias Tenggara) dang owe salawa (Nias Utara, Timur, Barat).
Didepan rumah juga terdapat tempat duduk dari batu disebut daro-daro atau
harefa (Kuntjaraningrat, 1971, 42-44)