Sastra, Opini, Selasar, Profil, just for you,

Saturday, 2 November 2013

ISLAM TRANSISI DI INDIA (MUGHAL-AFGHAN)

ISLAM TRANSISI DI INDIA (MUGHAL-AFGHAN)
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas
 Mata Kuliah : Asia Selatan
Dosen Pengampu : Dr. M. Abdul Karim, M. A., M. A


Oleh  :
Nur Abdur Razaq (09120030)
M Romi Ahfadh (09120031) 


JURUSAN SEJARAH DAN KEBUDAYAAN ISLAM
FAKULTAS ADAB DAN ILMU BUDAYA
UIN SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2012

BAB I
PENDAHULUAN

Sekilas Wajah Peradaban Islam di India, Kemunduran kekhalifahan Abbasiyah di Baghdad, tidak memungkinkan Islam menaklukkan seluruh daratan Asia, khususnya China dan Mongolia. Sebaliknya, dengan kegagahan yang mengalir dalam darah Mongol mampu meluluhlantakkan Baghdad. Ternyata, dengan penyerangan inilah, Islam masuk ke jiwa-jiwa pemberani tersebut. Banyak pembesar kerajaan Mongol yang memeluk agama Islam. Dinasti Changtai (1227-1369 M) yang didirikan oleh putra Jengis Khan, Changtai, merupakan cikal bakal Kerajaan Mughal di India. Karena Babur adalah keturunan Raja Changtai. Dinasti Ilkhan (1256-1335 M) yang didirikan oleh cucu Jengis Khan, Raja ke-7, Ghazan, juga seorang Muslim dan pada masanya, Ilkhan mencapai kejayaan. Kemaharajan Mughal, (Mughal Baadshah atau sebutan lainnya Mogul ) adalah sebuah kerajaan yang pada masa jayanya memerintah Afghanistan, Balochistan, dan kebanyakan anak Benua India antara 1526 dan 1858 M. Kerajaan ini didirikan oleh keturunan Mongol, Babur, pada 1526 . Kata mughal adalah versi Indo-Aryan dari Mongol . Dinasti Mughal berdiri tegak selama kurang lebih tiga abad (1526–1858 M) di India. Dalam kurun waktu tersebut, Islam telah memberi warna tersendiri di tengah-tengah masyarakat yang mayoritas memeluk agama Hindu. Hingga kini, gaung kebesaran Islam warisan Dinasti Mughal memang sudah tidak terdengar lagi. Tetapi, lahirnya Negara Islam Pakistan tidak terlepas dari perkembangan Islam pada masa dinasti tersebut.
Rumusan masalah :
1.      Asal usul Dinasti Mughal.?
2.      Masa Kejayaan dan Kemunduran Mughal.?
3.      Dinasti Afghan.?




BAB II
PEMBAHASAN
A.            Asal-Usul Kerajaan Mughal.

Mughal merupakan kerajaan Islam di anak benua India, dengan Delhi sebagai ibukotanya, berdiri antara tahun 1526-1858 M. Dinasti Mughal di India didirikan oleh seorang penziarah dari Asia tengah bernama Zahiruddin Muhammad Babur (1482-1530 M)[1]. Salah satu cucu dari Timur Lenk dari etnis Mongol, keturunan Jengis Khan yang telah masuk Islam dan pernah berkuasa di Asia Tengah. Kerajaan ini berdiri pada saat di Asia kecil berdiri tegak sebuah kerajaan Turki Usmani dan di Persia kerajaan Safawi. Ketiganya pada saat yang sama menjadi sebuah negara-negara adikuasa di Dunia. Ayahnya bernama Umar Mirza, penguasa Ferghana. Babur mewarisi daerah Ferghana dari orang tuanya ketika ia masih berusia 11 tahun. Setelah naik tahta ia mencanangkan obsesinya untuk menguasai seluruh Asia Tengah, sebagaimana Timur Lenk tempo dulu.
Saat itu Ibrahim Lodi, penguasa India, di landa krisis sehingga stabilitas pemerintahan menjadi kacau. Daulah Khan, Gubernur Lahore dan Alam Khan, paman Ibrahim sendiri melakukan pembangkangan pada tahun 1524 terhadap pemerintahan Ibrahim Lodi, dan meminta bantuan Babur untuk merebut Delhi. Tiga kekuatan itu bersatu untuk menyerang kekuatan Ibrahim, tetapi gagal memperoleh kemenangan. Mereka melihat bahwa Babur tidak sungguh-sungguh membantu mereka.
Ketidak seriusan Babur menimbulkan kecurigaan di mata Daulah Khan dan Alam Khan, sehingga keduanya berbalik menyerang Babur. Kesempatan itu tidak disia-siakan Babur, ia berusaha keras untuk mengalahkan gabungan dua kekuatan tersebut. Daulah Khan dan Alam Khan dapat dikalahkan, Lahore dikuasainya pada tahun 1525 M. Dari Lahore ia terus bergerak ke selatan hingga mencapai Panipat. Di sinilah ia berjumpa dengan pasukan Ibrahim maka terjadilah pertempuran yang dahsyat. Ibrahim beserta ribuan tentaranya terbunuh dalam pertempuran itu[2]. Babur memperoleh kemenangan yang amat dramastis dalam pertempuran Panipat I (1526 M) itu, karena hanya dengan didukung 26.000 personel angkatan perang, ia dapat melumpuhkan kekuatan Ibrahim yang di dukung oleh 100.000 personel dan 1.000 pasukan gajah. Babur memasuki kota Delhi sebagai pemenang dan menegakkan pemerintahannya disana, dengan demikian berdirilah kerajaan Mughal di India.
Kemenangannya yang begitu cepat mengundang reaksi dari para penguasa Hindu setempat. Proklamasi 1526 M yang dikumandangkan Babur mendapat tantangan dari Rajput dan Rana Sanga didukung oleh para kepala suku India tengah dan umat Islam setempat yang belum tunduk pada penguasa yang baru. Menyebabkan putra Babur yang bernama Humayun melarikan diri India Utara ke Sind dan kemudian ke Afghanistan selama lima belas tahun. Hanya kelemahan para pengganti shir syah itulah yang memberikan kesempatan bagi Humayun untuk kembali serta tinggal di Delhi dan Agra[3]. Pada tahun 1530 M Babur meninggal Dunia dalam usia 48 tahun setelah memerintah selama 30 tahun, dengan meninggalkan kejayaan-kejayaan yang cemerlang.
Pemerintahan selanjutnya dipegang oleh anaknya Humayun. Humayun, putra sulung Babur dalam melaksanakan pemerintahan banyak menghadapi tantangan. Sepanjang masa kekuasaannya selama sembilan tahun (1530-1539 M) negara tidak pernah aman. Ia senantiasa berperang melawan musuh. Pada tahun 1539 M terjadi pertempuran dengan Sher Khan di Kanauj. Dalam pertempuran ini Hamayun mengalami kekalahan. Ia terpaksa melarikan diri ke Persia.[4] Di Persia ia menyusun kembali tentaranya. Kemudian dari sini ia menyerang musuh-musuhnya dengan bantuan raja Persia. Humayun dapat mengalahkan Sher Khan Shah setelah hampir 15 tahun berkelana meninggalkan Delhi. Ia kembali ke India dan menduduki tahta kerajaan Mughal pada tahun 1555 M. Setahun setelah itu ia meninggal Dunia (1556 M). Sepeninggalnya kerajaan Mughal diperintah oleh anaknya yang bernama Akbar.

B.             Masa Kejayaan Kerajaan Mughal.

Masa kejayaan Mughal dimulai pada masa pemerintahan Sultan Jalaludin Muhammad Akbar (1556-1605). Akbar menggantikan ayahnya, pada saat ia berusia 14 tahun, sehingga seluruh urusan kerajaan diserahkan kepada Bairam Kahan, seorang Syi’i[5].
Pada masa pemerintahannya, Akbar melancarkan serangan untuk memerangi pemberontakan sisa-sisa keturunan Sher Khan Shah yang berkuasa di Punjab. Pemberontakan lain dilakukan oleh Himu yang menguasai Gwalior dan Agra. Pemberontakan tersebut disambut oleh Bairam Khan sehingga terjadilah peperangan dahsyat, yang disebut Panipat I tahun 1556 M. Himu dapat dikalahkan dan ditangkap kemudian dieksekusi. Dengan demikian, Agra dan Gwalior dapat dikuasai penuh (Mahmudunnasir, 1981:265-266).
Setalah Akbar dewasa, ia berusaha menyingkirkan Bairam Khan yang sudah mempunyai pengaruh kuat dan terlampau memaksakan kepentingan aliran Syi’ah. Bairam Khan memberontak, tetapi dapat dikalahkan oleh Akbar di Jullandur tahun 1561 M. Setelah persoalan dalam negeri dapat diatasi, Akbar mulai menyusun program ekspansi. Ia dapat menguasai Chundar, Ghond, Chitor, Ranthabar, Kalinjar, Gujarat, Surat, Bihar, Bengal, Kashmir, Orissa, Deccan, Gawilgarh, Narhala, Ahmadnagar, dan Asirgah[6]. Hal itu membuat kerajaan Mughal menjadi sebuah kerajaan besar, keberhasilan yang dicapai Akbar dapat dipertahankan oleh penerusnya yang bernama Jehangir, Syah Jehan dan Aurangzeb yang mana mereka memang terhitung raja-raja yang besar dan kuat. Segala macam pemberontakan dapat dipadamkan, sehingga rakyat merasa aman dan damai.
Pada masa Akbar, perkembangan agama Islam di Kerajaan Mughal mencapai suatu fase yang menarik, di mana pada masa itu Akbar memproklamasikan sebuah cara baru dalam beragama, yaitu konsep Din-i-Ilahi, sinkretisnya memperlihatkan keingintahuan tentang intelektual yang mendalam dalam agama-agama pada umumnya. Orang-orang Hindu lebih berpartisipasi darpada biasanya dalam pemerintahan dan dalam mengarahkan jalannya kekaisaran dibawah Akbar itulah system pemerintahan kekaisaran terbentuk, dan dia mempersatukan berbagai etnis kedalam suatu kelas penguasa, yang meliputi orang Turki, Afghan, Persia dan Hindu[7].
Selama satu setengah abad, India di bawah Dinasti Mughal menjadi salah satu Negara adikuasa. Ia menguasai perekonomian Dunia dengan jaringan pemasaran barang-barangnya yang mencapai Eropa, Timur Tengah, Asia Tenggara dan Cina. Selain itu, India juga memiliki pertahanan militer yang tangguh yang sukar ditaklukkan dan kebudayaan yang tinggi. Kemantapan stabilitas politik karena sistem pemerintahan yang diterapkan Akbar membawa kemajuan dalam bidang-bidang yang lain. Dalam bidang ekonomi, kerajaan Mughal dapat mengembangkan program pertanian, pertambangan dan perdagangan. Akan tetapi, sumber keuangan negara lebih banyak bertumpu pada sektor pertanian, bersamaan dengan majunya bidang ekonomi, bidang seni dan budaya juga berkembang. Karya seni terbesar yang dicapai kerajaan Mughal adalah karya sastra gubahan penyair istana, berbahasa Persia dan India. Penyair India yang terkenal adalah Malik Muhammad Jayazi, dengan karyanya berjudul Padmavat, sebuah karya alegoris yang mengandung pesan kebajikan jiwa manusia. Pada masa Aurangzeb, muncul seorang sejarawan bernama Abu Fadl dengan karyanya Akhbar Nama dan Aini Akhbari, yang memaparkan sejarah kerajaan Mughal berdasarkan figure pemimpinnya.
Karya seni yang dapat dinikmati sampai sekarang dan merupakan karya seni terbesar yang dicapai oleh kerajaan Mughal adalah karya-karya arsitektur yang indah dan mengagumkan. Pada masa Akbar di bangun istana Fatpur Sikri di Sikri, Villa dan masjid-masjid yang indah. Pada masa Syah Jehan dibangun masjid berlapiskan mutiara dan Taj Mahal di Agra, masjid Raya Delhi dan istana indah di Lahore.

C.            Masa Kemunduran Kerajaan Mughal.

Setelah satu setengah abad Dinasti Mughal berada di puncak kejayaannya, para pelanjut Aurangzeb tidak sanggup mempertahankan kebesaran yang telah dibina oleh sultan-sultan sebelumnya. Pada abad ke-18 M kerajaan ini memasuki masa-masa kemunduran, kekuasaan politiknya mulai merosot, suksesi kepemimpinan di pusat menjadi ajang perebutan, gerakan separatis Hindu di India Tengah, Sikh di belahan utara dan Islam di bagian timur semakin lama semakin mengancam. Sementara itu para pedagang Inggris yang diijinkan oleh Jehangir menanamkan modal di India, dengan didukung oleh kekuatan bersenjata semakin kuat menguasai wilayah pantai.
Pada masa Aurangzeb, pemberontakan terhadap pemerintahan pusat memang sudah muncul, tetapi dapat diatasi. Pemberontakan itu bermula dari tindakan-tindakan Aurangzeb yang dengan keras menerapkan pemikiran puritanismenya. Setelah ia wafat, penerusnya rata-rata lemah dan tidak mampu menghadapi problema yang ditinggalkannya.
Sepeninggal Aurangzeb (1707 M), Kesultanan Mughal diperintah oleh generasi-generasi yang lemah. Hingga 1858 M, Sultan-sultan Mughal tidak mampu lagi mengendalikan wilayah yang cukup luas dan kekuatan local Hindu yang sangat dinamis, selain karena konflik internal yang memperebutkan kekuasaan. Diantar Sultan-sultan itu adalah Bahadur syah(1707-1712 M), Azimusyah (1712-1713 M), Farukh Siyar (1713-1719 M), dan Muhammad Syah (1719-1748 M). sekalipun pada periode ini dilakukan restorasi, tetapi upaya itu tetap tidak bisa mengembalikan kewibawaan Ahmad Syah (1748-1754 M), Alamghir II (1754-1759 M), Syah Alam (1761-1806 M), dan Akbar II (1806-1837 M). semua kekuasaan semakin menunjukkan gejala-gejala stagnasi. Bahkan, tidak sedikit yang kemudian menunjukkan kemelorotannya, apalagi setelah kuatnya organisasi dagang Inggris mulai bermain di wilayah ini.[8]
 
D.           Faktor-Faktor Penyebab Kemunduran Kerajaan Mughal.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan kekuasaan Dinasti Mughal ini mundur pada satu setengah abad terakhir, dan membawa kehancuran pada tahun 1858 M adalah:
1.        Terjadi stagnasi dalam pembinaan kekuatan militer sehingga operasi militer Inggris di wilayah-wilayah pantai tidak dapat segera di pantau oleh kekuatan maritim Mughal. Begitu juga kekuatan pasukan darat. Bahkan mereka kurang terampil dalam mengoperasikan persejataan buatan Mughal itu sendiri.
2.        Kemerosotan moral dan hidup mewah di kalangan elite politik, yang mengakibatkan pemborosan dalam penggunaan uang negara.
3.        Semua pewaris kerajaan pada masa terakhir adalah orang-orang lemah dalam bidang kepemimpinan, sehingga tidak mampu menangani kemerosotan politik dalam negeri.
4.        Banyak terjadinya pemberontakan sebagai akibat dari lemahnya para pemimpin kerajaan Mughal setelah kepemimpinan Aurangzeb, sehingga banyak wilayah-wilayah kerajaan Mughal yang terlepas dari kekuasaan Mughal.
5.       Pada masa pemerintahan Syah Alam terjadi beberapa serangan dari pasukan Afghanistan yang dipimpin oleh Ahmad Khan Durrani. Syah Alam mengalami kekalahan dan Mughal jatuh pada kekuasaan Afghanistan.

E.              Berdirinya Dinasti Afghan.
Kaum afghan memainkan peranan penting dalam masalah Persia selama tahun-tahun kemunduran Shafawiyyah, menguasai dan meduduki Persia selama dekade ketiga dari abad ke delapan belas meskipun Nadir Syah mengahiri dominasi Afghan dia merekrut banyak sekali orang Afghan menjadi tentaranya. Salah seorang panglima terkemukanya adalah Ahmad Khan, yang berasal dari Sadozaiy. Ketika Nadir dibunuh pada tahun 1747 M, para prajurit Afghan memilih Ahmad sebagai Syah mereka dan dia bergelar Durr-I Durram (Mutiaranya mutiara), dan dari sinilah nama dinasti ini diambil. Di Khurasan Ahmad mendirikan protektorat untuk seorang keturunan Nadir, sibuta Syah Ruh.
Dengan tidak lagi dikuasainya wilayah India, kerajaan Afghan itu menjadi suatu unit yang secara geografis compact yang meliputi daerah gunung dan tanah dataran tinggi Afghanistan, kesatuan ini membuat Afghanistan tetap utuh pada abad dua puluh, meskipun Persia menyerang Heart, Rusia melakukan penekanan di utara dan dua kali berperang melawan Inggris. Dost Muhammad tak tergoda untuk campur tangan di India dan tetap masa bodoh terhadap perkara pemberontak dalam pemberontakan India. Abdurrahman Khan membina hubungan serasi dengan kekuatan-kekuatan besar ini hanya terputus lantaran penyimpangan yang dilakukan Amanullah 1919 M. yang upayanya terlalu tergesa-gesa untuk melekukan westernisasi, dan tahtapun beralih ke keluarga para pemilik tahta saat ini.[9]

BAB III
KESIMPULAN
Mughal merupakan kerajaan Islam di anak benua India, dengan Delhi sebagai ibukotanya, berdiri antara tahun 1526-1858 M. Dinasti Mughal di India didirikan oleh seorang penziarah dari Asia tengah bernama Zahiruddin Muhammad Babur. Kerajaan ini merupakan kerajaan Islam terakhir yang memerintah di India, sebelum akhirnya di kuasai oleh imperialis dari Inggris. Di mana bangsa Inggris ini masuk pada masa sultan Syah Alam II. Yang pada awalnya meminta perlindungan kekuatan terhadap pemerintahan Inggris. Karena ketamakan dari bangsa Inggris ini, akhirnya kerajaan Mughal berkahir pada sultan Bahadur Syah II.
Banyak hal yang diberikan oleh orang-orang mughal dalam peradaban Islam di India. Arsitektur-arsitektur bangunan yang mengkombinasikan antara peradaban Islam dan Hindu. Mughal mampu mengembangkan Islam di daerah mayoritas agama Hindu dengan baik.









DAFTAR PUSTAKA
Thohir, Ajid. Islam Di Asia Selatan. Humaniora, Bandung: 2006.
Boswort, C.E. Dinasti-dinasti Islam: Mizan, Bandung: 1993.
http://h5hclimacus.blogspot.com/2011/04/asal-usul-kerajaan-mughal.html


[1] Ajid Thohir, Islam di Asia Selatan, (Bandung: Humaniora, 2006), hlm 93.
[2] Ibid, 93.
[3] C. E. Bosworth, Dinasti-Dinasti Islam (Bandung: 1993), hlm 236.
[4] Ajid Thohir, Islam di Asia Selatan, (Bandung: Humaniora, 2006), hlm 95.
[5] http://h5hclimacus.blogspot.com/2011/04/asal-usul-kerajaan-mughal.html
[6] Ajid Thohir, Islam di Asia Selatan, (Bandung: Humaniora, 2006), hlm 96.
[7] C. E. Bosworth, Dinasti-Dinasti Islam (Bandung: 1993), hlm 237.
[8] Ibid, hlm 104.
[9] Ibid, hlm 241.

No comments:

Post a Comment

kasih komentar balik yah......