Malampun sudah larut,jam dinding mnunjukan pukul 12.00
tengah malam. tetapi mata ini susah untuk dipejamkan. Ahhh…. Kenangan itu telah
terlintas kembali dalam fikiranku, kenangan yang mengusik hidup ku dan takkan
terhapuskan oleh waktu. Kenangan indah, kenangan tentang cinta kasih manusia,
kenangan akan cinta kita berdua. Karena telah banyak kenangan kenangan manis
yang kau berikan untuk mengisi waktuku
dalam hidup ini. Ya” Sinta nama itu yang tertanam dan berakar dalam otakku yang
selalu menari nari di anganku.
Dipojok kita
duduk berdua, bercanda ria berselimuttkan dinginya angin malam yang menusuk
tulang sum sum ku.sebuah semyum kecil yang berkembang dari bibir merahmu
membuatmu begitu manis ditambah Alis tebal, mata sipit dan wajah sedikit oval
yang menghiasi kecantikanmu. Malam itu aku dan kamu menghabiskan waktu bersama.
Aku memesan segelas kopi dan jeruk panas
untuk menemani kita. tak ada kata yang keluar hening dan sepi. ‘Sinta
hanya menatapku dengan tatapan penuh
makna, atau hanya tatapan kosong saja” aku tak tahu makna tatapannya. Sebelum
aku memulai percakapan ringan, dan ahirnya kata demi kata yang mengalir bisa
mencairkan suasana, membuat kita larut
dalam canda dan tertawa bersama. kau genggam erat tanganku, kau rayu aku dengan
kepolosanmu. Kau juga memelukku saat kita duduk beralaskan tikar di angkringan
pojok jalan, terletak di dekat Tugu Jogjakarta. Hujan turun rintik rimtik di
malam itu yang membuat pelukanmu semakin erat.
***
Oyo bangung sudah siang tu….. “kata Sinta” saat kau
bangunkan aku dari tidurku. Kebiasaanmu yang masuk kamar kos ku tampa ketuk
pintu atau mengucapkan salam, karena aku masih tertidur dengan pulasnya dikasur
kos yang memanjakanku membuatku malas untuk menyambut pagi,hehehehe dengan
secangkir kopi kau merayuku untuk bangun di pagi itu. kau selalu hiasi
semangatku dengan kata kata motivasimu yang membuat aku semangat mencari arti
hidup. Cintamu dan air matamu merubah kebiasaan ku sehingga aku tahu makna
mencinta dan dicintai.
Sepanjang jalan Bimokurdo menjadi satu dari sekian
banyak saksi bisu waktu kita merajud mimpi dan harapan kita, juga ke-abadian
akan cinta. Dinding tangga demokrasi yang terletak di pojok kampus juga
tak luput dari satu saksi bisu, yang tergambar bagai relief karena menjadi basah
oleh peluh saat kita sandarkan tubuh lelah selepas kita berpelukan. Yah, hari
itu hari jum’at, bersama motor bututmu kita telusuri pojok jalanan Jogjakarta,
mengalirkan kasih menggeliatkan kerinduan akan kebersamaan. Apakah engkau masih
ingat???
***
Sebenarnya inggin kukubur rapat rapat kenangan itu,
kenangan yang kurasa paling indah saat bersamamu. saat kita pergi menuju salah
satu wisma di objek wisata kaliurang untuk kegiatan makrab bersama. sepanjang
jalan kau peluk erat jiwaku didalam bis baker pada senjanya hari sabtu. setelah
kita sempat tegang karena mesti nego dengan pak kondektur, karena bekal kita
yang sangat tipis, saat menuju obyek wisata Kaliurang. Udara pegunungan membuat
kita kedinginan ditambah lagi oleh derasnya hujan yang membasahi tubuh kita. Pelataran
mushola Al-Iklas tempat kita duduk berdua, berteduh dari derasnya hujan saat
itu waktu ba’da ashar. Setelah hujan berhenti langkah kaki langsung menuju ke
wisma Symphoni disana teman teman yang yang lain sudah lama menunggu. Di sudut
wisma yang tenang kita duduk bersama untuk mencari keromantisan, merajut cinta
kita berdua. Malam itu, kita disambut oleh dinginya angin malam diwisma
symphoni kaliurang. Sampai kita tebuai
dalam indahnya cinta kasih, tak terasa waktu terus berlalu sampai pagi. Bersama
buaian kata manismu kita curahkan kerinduan. Sampai tak sadar aku terkapar
hingga sepiring nasi goreng bukti Kesucian cintamu tlah bangunkan ku dari
mimpi, lalu kita senandungkan syair-syair harapan, tentang cinta, tentang
dahaga, dan tentang memberi juga kebersamaan.
Hem……… waktu itu tanggal 5 Juni 2004, Swear….ku
bahagia banget seiring sejuknya udara pagi di halaman wisma itu, setelah kita
berjanji tuk saling memiliki selamanya. Ku kecup keningmu sambil ku bisikkan
“sayang….. aku percaya klo mencintaimu bukanlah sebuah kesalahan dan kita akan
terus bersama melangkah meniti kehidupan yang kejam ini”Kini….Cinta ku masih
utuh ku simpan di hati, meski engkau jauh di sana, dan entah sampai kapan akan
tetap bertahan.
Engkau pergi meninggalkan berjuta kenangan dan mimpi
kita, engkau memilih membuat mimpi barumu dan meninggalkan aku dengan membawa
separuh hatiku yang telah kau curi dariku…..
Santi,,,,,
Kau satu
dari sekian wanita yang pernah singgah…
Engkaulah
yang bisa meluluhkan aku…
Bukan cantik,
dan seksi parasmu…
Kelembutan
hatimulah yang membuat aku mengerti…
Maafkan aku
atas semua salahku…
Kini engkau
pergi dengan membawa separuh hidupku..
Disini aku
tetap menunggumu….
Menunggu
tampa batas waktu..
Karena kau
cinta terahirku..
“ I Will Always Love You Sinta”
Cerpen kang Rifai Himawan (MH)
Editing : Muh. Rozakun
Judul : cintaku di Kaliurang (29/10/2012)
No comments:
Post a Comment
kasih komentar balik yah......