Oleh Baskoro Daru
Tjahyono
Survei adalah
salah satu teknik pengumpulan data dalam penelitian arkeologi di lapangan.
Teknik pengumpulan data yang lain adalah ekskavasi. Jika dalam ekskavasi
aktifitasnya dilakukan dengan membuka lapisan tanah, survei dilakukan tanpa
membuka lapisan tanah. Dengan demikian resiko kerusakan data arkeologi yang
disebabkan oleh kegiatan survei lebih kecil jika dibandingkan dengan ekskavasi.
Survei juga merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang paling efektif
dan efisien dibandingkan dengan ekskavasi.
.... Pada mulanya survei hanya merupakan kegiatan yang
dilakukan untuk mengawali suatu teknik ekskavasi dalam penelitian arkeologi
yang sistematis. Pada tingkat ini survei
masih dilakukan atas dasar intuitif, sehingga belum dianggap sebagai teknik
pengumpulan data yang sistematik. Namun bersamaan dengan bergesernya pusat perhatian
dalam penelitian arkeologi dari tingkat situs ke tingkat wilayah, maka
perhatian terhadap teknik survei sebagai teknik penelitian yang sistematik
semakin intensif. Pada saat itulah survei dianggap setaraf dengan teknik
ekskavasi.
Teknik survei ini juga disebut reconnaissance atau judgment
sampling pada daerah-daerah atau situs yang paling potensial. Pengambilan
contoh secara sistematik ini ditujukan untuk mengurangi sejauh mungkin
kesalahan dalam pemilihan contoh. Secara garis besar ada dua macam survei,
yaitu sistem petak (grid) dan sistem jalur (transect). Pada sistem petak atau
grid, wilayah yang menjadi sasaran survei harus dibagi menjadi sejumlah satuan
yang lebih kecil dengan ukuran yang sama. Dengan sebuah peta, satuan-satuan
pengambilan contoh akan membentuk suatu pola kotak-kotak yang disebut pola
grid. Sedangkan sistem jalur atau transect penentuan pola pemetikan sample
tidak perlu didasarkan pada batas wilayah yang ditentukan sebelum survei
dimulai. Sisten jalur atau transect mempunyai tiga alternatif utama yaitu
percontoh jalur memancar, jalur sistemik dan jalur acak. Namun teknik survei
yang tepat pada suatu kesempatan tidak selalu tepat pada kesempatan dan keadaan
yang lain. Dengan demikian, seorang arkeolog dalam keadaan tertentu yang
dihadapinya harus mampu menentukan alternatif dalam pemetikan sample yang
tersedia.
Survei dilaksanakan pada situs-situs terbuka dan
situs-situs tertutup. Situs-situs terbuka antara lain berupa situs-situs dengan
tinggalan-tinggalan arkeologi di atas permukaan tanah, sedangkan situs tertutup
misalnya situs-situs goa maupun situs-situs dengan tinggalan arkeologi yang
berada di dalam tanah.
No comments:
Post a Comment
kasih komentar balik yah......