Sastra, Opini, Selasar, Profil, just for you,

Tuesday, 27 March 2012

Memaknai “TEMPORA MUTANTUR, ET NOS MUTAMUR IN ILLIS”


Memaknai “TEMPORA MUTANTUR, ET NOS MUTAMUR IN ILLIS

Rangkaian kata dari kalimat “Tempora mutantur, et nos mutamur in illis” adalah sebuah pribahasa latin yang artinya “waktu berubah dan kita berubah di dalamnya”. Focus artikel ini adalah makna yg terkandung dalam pribahasa tersebut yakni bagaimana orang baik diperkotaan maupun di pedesaan memanfaatkan waktu.
Tentang realitas ini orang selalu diingatkan oleh pergantian siang dan malam yang tiada henti begitupun pergantian hari ke hari, bulan ke bulan serta tahun ke tahun. Bersama itu orang menyadari perubahan dirinya seperti nyata dari pertumbuhannya sejak anak-anak, remaja, dewasa, sampai berusia lanjut. Pertanyaan selanjutnya sudahkah kita menggunakan waktu itu dengan baik? Do It Now!
Dalam mitologi dunia, waktu dan maut sering bergandengan. Dalam dongeng-dongeng Hindu, Kala Waktu terkait erat dengan Yama, dewa maut. Genealogi dewa-dewi Yunani menunjukkan bahwa bangsa Yunani mengenal waktu beraspek ganda. Yang pertama, Kronos, waktu dalam manifestasi-manifestasinya yang destruktif. Yang kedua, Kairos, momen-momen ketika waktu memberi manusia kemungkinan-kemungkinan aksi, putusan, dan, terutama, peluang. Meski destruktif, Kronos menurut Eberle, berguna bagi manusia. Saat orang bersuka-ria dalam pesta sambut Tahun Baru, Kronos tak henti berbisik bahwa usia terkikis dari detik ke detik. Dalam hal ini, Gary Buffone (The Myth of Tomorrow, 2003) mengingatkan pembaca akan ucapan psikiater Irving Yalom, "Maut secara fisik menghancurkan kita, tapi ide tentangnya dapat menyelamatkan kita".
Disamping itu, Islam telah mengajarkan kita tentang disiplin waktu, bahkan Allah telah bersumpah dengan waktu, bahwasanya manusia itu benar-benar dalam keadaan merugi kecuali orang yang beriman dan beramal shaleh. Makna “Beramal shaleh” dalam beberapa tafsiran yakni orang yang menggunakan waktunya dalam berbagai hal kebajikan. Manusia di planet bumi diberikan waktu yang sama, 24 jam sehari semalam. Namun dalam waktu yang 24 jam tersebut ada yang mencapai puncak kejayaan seluas-luasnya, namun dalam waktu yang bersamaan, betapa banyak manusia yang nyaris tak punya apa-apa dan tidak bisa apa-apa dan tak mampu berbuat apapun, padahal waktu yang diberikan Allah SWT, sama, 24 jam !

No comments:

Post a Comment

kasih komentar balik yah......